Friday 13 May 2016

R. Iswahyudi - Perwira Andalan Angkatan Udara

Iswahyudi dilahirkan di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 15 Juli 1918.Anak kedua dari sembilan bersaudara ini pernah mengenyam pendidikan sekolah dokter di NIAS (Nederlandschi Indische Artsen School) meski tidak sampai tamat.Rupanya Iswahyudi lebih senang menjadi penerbang daripada dokter. Itu sebabnya ia masuk sekolah penerbang Belanda, Luchtvaart Opleiding School di Kalijati, Jawa Barat.

Pada masa itu, bahaya Perang Dunia 2 mulai mengancam Indonesia. Ancaman perang dari Jepang terhadap Belanda yang menguasai Indonesia mengakibatkan Pemerintah Hindia Belanda memindahkan siswa-siswa sekolah penerbang ke Adelaide, Australia.Umumnya siswa-siswa tersebut tidak suka dipindahkan jadi mereka banyak yang nekat kembali ke Indonesia dengan perahu karet.

Perjalanan kembali Indonesia berat dan berbahaya tapi Iswahyudi selamat sampai tanah air. Meskipun demikian, Iswahyudi yang terdaftar sebagai siswa sekolah penerbang Belanda sampai ke telinga mata-mata Jepang. Iswahyudi pun akhirnya ditahan di Surabaya. Lambat laun kondisinya berubah. Ia diangkat menjadi pegawai Kotapraja Surabaya.

Sewaktu Proklamasi Kemerdekaan, Iswahyudi berada di Surabaya. Bersama beberapa pemuda, ia ikut serta dalam pengambilalihan kantor-kantor pemerintah dari tangan Jepang.Ia memimpin sekelompok pemuda menyerbu kantor Jawatan Kereta Api, menurunkan bendera Jepang di kantor tersebut, kemudian menaikkan bendera Merah Putih.

Perebutan kekuasaan dari pemerintah Belanda berakhir bulan Oktober 1945. Tetapi ketika Jepang pulang, Inggris datang. Terjadi dua insiden antara pihak pemuda Surabaya dengan pihak Inggris.
Pertama, tanggal 30 Oktober 1945 ketika panglima pasukan Inggris di Surabaya, Brigadir Jenderal Mallaby mati terbunuh. 

Insiden kedua terjadi pada 10 November 1945. Pada insiden kedua, pasukan Inggris melancarkan serangan besar-besaran dari darat, laut, dan udara selama tiga minggu terhadap kota Surabaya.

Desember 1945, Iswahyudi bergabung dengan Tentara Keamanan Rakyat (TKR) Jawatan Penerbangan yang dipimpin Adisucipto di Yogyakarta. Berkat kegigihannya, Iswahyudi akhirnya diangkat menjadi pembantu utama Adisucipto. 

Iswahyudi termasuk salah seorang perwira andalan Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI). Semua jenis pesawat terbang yang ada pada masa itu sudah pernah diterbangkan dan dikuasi oleh Iswahyudi dengan baik. 

Suatu kali Iswahyudi bahkan pernah mengajak masyarakat Indonesia untuk bersama-sama menyumbangkan uang untuk membeli pesawat terbang. Hasilnya secara gotong royong masyarakat Bukittinggi mengumpulkan harta benda mereka meksipun saat itu kondisi ekonomi sedang sulit. Pesawat yang dibeli adalah jenis Avro Anson dan diberi registrasi RI-003.

Pada Desember 1947, Iswahyudi berangkat dengan RI-003 ke Bangkok dan Singapura. Kembalinya dari Singapura ke Indonesia, cuaca buruk datang di udara Perak, Malaysia.Iswahyudi berusaha mendarat darurat tapi karena cuaca amat buruk dan jarak pandang sangat pendek, pesawat jatuh di perairan Tanjung Hantu, Perak, Malaysia.

Mayat Halim Perdanakusuma yang turut ada dalam RI-003 ditemukan, tapi mayat Iswahyudi tidak. Pemerintah Indonesia mengakui jasa-jasa Iswahyudi dan menyatakan dirinya sebagai Pahlawan Nasional.
Karena jasa-jasanya, pemerintah mengabadikan nama beliau menjadi sebuah bandar udara Iswahyudi di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. 

Iswahyudi tutup usia dengan gelar Marsekal Muda TNI Anumerta R. Iswahyudi dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata.

Sumber : www.kidnesia.com

No comments:

Post a Comment