Mendekati Pilkada DKI 2017 Basuki Tjahaja Purnama atau yang sering
dipanggil Ahok, tidak pernah lepas dari pemberitaan. Banyak aksi dan reaksi
yang muncul setelah Ahok yang sebagai petahana, menyatakan akan ikut bersaing
kembali di Pilkada DKI terlebih karena akan maju dari jalur independen.
Tidak sedikit masyarakat DKI yang mendukung Ahok maju dari jalur
Independen. Terlebih setelah Teman Ahok mampu mengumpulkan KTP sekitar 1 juta
lebih untuk syarat maju sebagai calon Gubernur dari jalur independen.
Bagaimana sebenarnya perjalanan karir Ahok hingga menjadi Gubernur DKI?
Inilah kisah singkatnya.
Putra dari pasangan Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsih ini lahir 29
Juni 1966 di Belitung Timur, Bangka Belitung. Masa kecil hingga sekolah
menengah pertama di habiskannya di Desa Gantung, Belitung Timur.
Ahok menyelesaikan pendidikan tingginya di Universitas Trisakti, Fakultas
Teknik Mineral , Jurusan Teknik Geologi. Selepas kuliah dari Trisakti, Ahok
kembali ke kampung halamannya dan mendirikan usaha kontraktor pertambangan.
Usaha ini dijalaninya dua tahun, dan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan
pendidikan masternya di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya.
Sempat bekerja setelah menyelesaikan pendidikan masternya, akhirnya kembali
lagi ke kampung halaman dan mendirikan perusahaan. Disini Ahok berhadapan
dengan pejabat yang korup dan bertindak semena-mena. Hati kecilnya tidak terima
dan ia pun melawan yang mengakibatkan perusahaannya ditutup.
Rasa frustasi atas pejabat tersebut akhirnya Ahok pun memutuskan untuk
terjun ke dunia politik. Pada tahun 2003 ia pun bergabung dengan Asosiasi
Partai Indonesia Baru (PPIB), pimpinan Dr. Sjahrir dan ditunjuk sebagai ketua
DPC PIB Kabupaten Belitung. Pada saat Pemilu 2004, Ahok terpilih sebagai
anggota DPRD periode 2004 – 2009. Selama menjadi anggota DPRD, Ahok menunjukkan
integritasnya dan menolak berpartisipasi dalam praktek korupsi, dan menjadi
dikenal masyarakat karena ia adalah satu-satunya anggota DPRD yang mau turun
langsung ke lapangan dan sering bertemu dengan orang-orang untuk mendengar
keluhan mereka.
Ahok pun mulai diterima dan dicintai di daerahnya. Dukungan untuk mendorong
Ahok menjadi bupati pun bermunculan. Ia pun menanggapinya dan ikut maju dalam
pilkada. Tanpa politik uang, Ahok berhasil memperoleh 37,13 persen suara dan
menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010.
Prestasi demi prestasi pun diukir Ahok selama menjabat bupati. Pendidikan
gratis sampai tingkat SMA, perawatan kesehatan gratis, membuka jalan ke daerah
pedesaan, dan peningkatan pelayanan publik.
Sukses menjadi bupati, akhirnya Ahok mencoba peruntungan dengan ikut
Pilkada gubernur Bangka Belitung pada tahun 2007. Tapi Ahok mengalami
kegagalan. Ia dikalahkan Eko Maulana Ali.
Ia pun akhirnya maju di Pemilu Legislatif dan terpilih menjadi anggota DPR
dari Golkar pada tahun 2009. Ahok pun duduk di komisi II. Di komisi ini Ahok
tergolong sangat vokal. Ia benar-benar sangat transparan. Semua hasil kerjanya
dapat diakses melalui website.
Pada tahun 2011 Ahok sempat memutuskan untuk maju menjadi calon independen
di Pilkada DKI 2012. Tapi ragu untuk dapat mengumpulkan 250.000 ribu ktp
sebagai syarat calon independen saat itu.
Akhirnya ia berpasangan dengan Jokowi di Pilkada DKI 2012. Pasangan ini
pun ditetapkan sebagai gubernur dan wakil gubernur periode 2012 – 2017 setelah
memperoleh suara 1.847.157 (42,60%) di puturan pertama dan 2.472.130 (53,82%)
di putaran kedua. Mereka mengalahkan Fauzi Bowo yang saat itu menjadi petahana.
Tahun 2014, Jokowi memutuskan untuk ikut dalam pilpres dan mengajukan cuti
sebagai Gubernur DKI. Ahok pun menjadi Plt. Gubernur DKI terhitung mulai 1 Juni
2014. Jokowi pun terpilih sebagai Presiden RI dan Ahok
resmi menjadi Gubernur DKI pada sisa masa jabatan 2012-2017 dan dilantik
menjadi pada 19 November 2014. (dari berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment