Friday, 1 July 2016

Putra Belitung Timur Yang Menjadi Gubernur DKI - Basuki Tjahaja Purnama


Mendekati Pilkada DKI 2017 Basuki Tjahaja Purnama atau yang sering dipanggil Ahok, tidak pernah lepas dari pemberitaan. Banyak aksi dan reaksi yang muncul setelah Ahok yang sebagai petahana, menyatakan akan ikut bersaing kembali di Pilkada DKI terlebih karena akan maju dari jalur independen.  

Tidak sedikit masyarakat DKI yang mendukung Ahok maju dari jalur Independen. Terlebih setelah Teman Ahok mampu mengumpulkan KTP sekitar 1 juta lebih untuk syarat maju sebagai calon Gubernur dari jalur independen.

Bagaimana sebenarnya perjalanan karir Ahok hingga menjadi Gubernur DKI? Inilah kisah singkatnya. 

Putra dari pasangan Indra Tjahaja Purnama dan Buniarti Ningsih ini lahir 29 Juni 1966 di Belitung Timur, Bangka Belitung. Masa kecil hingga sekolah menengah pertama di habiskannya di Desa Gantung, Belitung Timur.

Ahok menyelesaikan pendidikan tingginya di Universitas Trisakti, Fakultas Teknik Mineral , Jurusan Teknik Geologi. Selepas kuliah dari Trisakti, Ahok kembali ke kampung halamannya dan mendirikan usaha kontraktor pertambangan. Usaha ini dijalaninya dua tahun, dan akhirnya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan masternya di Sekolah Tinggi Manajemen Prasetiya Mulya.

Sempat bekerja setelah menyelesaikan pendidikan masternya, akhirnya kembali lagi ke kampung halaman dan mendirikan perusahaan. Disini Ahok berhadapan dengan pejabat yang korup dan bertindak semena-mena. Hati kecilnya tidak terima dan ia pun melawan yang mengakibatkan perusahaannya ditutup.

Rasa frustasi atas pejabat tersebut akhirnya Ahok pun memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Pada tahun 2003 ia pun bergabung dengan Asosiasi Partai Indonesia Baru (PPIB), pimpinan Dr. Sjahrir dan ditunjuk sebagai ketua DPC PIB Kabupaten Belitung. Pada saat Pemilu 2004, Ahok terpilih sebagai anggota DPRD periode 2004 – 2009. Selama menjadi anggota DPRD, Ahok menunjukkan integritasnya dan menolak berpartisipasi dalam praktek korupsi, dan menjadi dikenal masyarakat karena ia adalah satu-satunya anggota DPRD yang mau turun langsung ke lapangan dan sering bertemu dengan orang-orang untuk mendengar keluhan mereka.

Ahok pun mulai diterima dan dicintai di daerahnya. Dukungan untuk mendorong Ahok menjadi bupati pun bermunculan. Ia pun menanggapinya dan ikut maju dalam pilkada. Tanpa politik uang, Ahok berhasil memperoleh 37,13 persen suara dan menjadi Bupati Belitung Timur periode 2005-2010.

Prestasi demi prestasi pun diukir Ahok selama menjabat bupati. Pendidikan gratis sampai tingkat SMA, perawatan kesehatan gratis, membuka jalan ke daerah pedesaan, dan peningkatan pelayanan publik.
Sukses menjadi bupati, akhirnya Ahok mencoba peruntungan dengan ikut Pilkada gubernur Bangka Belitung pada tahun 2007. Tapi Ahok mengalami kegagalan. Ia dikalahkan Eko Maulana Ali.

Ia pun akhirnya maju di Pemilu Legislatif dan terpilih menjadi anggota DPR dari Golkar pada tahun 2009. Ahok pun duduk di komisi II. Di komisi ini Ahok tergolong sangat vokal. Ia benar-benar sangat transparan. Semua hasil kerjanya dapat diakses melalui website.

Pada tahun 2011 Ahok sempat memutuskan untuk maju menjadi calon independen di Pilkada DKI 2012. Tapi ragu untuk dapat mengumpulkan 250.000 ribu ktp sebagai syarat calon independen saat itu.  Akhirnya ia berpasangan dengan Jokowi di Pilkada DKI 2012. Pasangan ini pun ditetapkan sebagai gubernur dan wakil gubernur periode 2012 – 2017 setelah memperoleh suara 1.847.157 (42,60%) di puturan pertama dan 2.472.130 (53,82%) di putaran kedua. Mereka mengalahkan Fauzi Bowo yang saat itu menjadi petahana.

Tahun 2014, Jokowi memutuskan untuk ikut dalam pilpres dan mengajukan cuti sebagai Gubernur DKI. Ahok pun menjadi Plt. Gubernur DKI terhitung mulai 1 Juni 2014. Jokowi pun terpilih sebagai Presiden RI dan Ahok resmi menjadi Gubernur DKI pada sisa masa jabatan 2012-2017 dan dilantik menjadi pada 19 November 2014. (dari berbagai sumber)


No comments:

Post a Comment