Friday, 29 April 2016

Sekilas tentang Nelson Mandela - Presiden Afrika Selatan dan Revolusioner Anti-Apartheid






Nelson Mandela lahir di Mvezo, Transkei, Afrika Selatan pada 18 July, 1918 dengan nama lengkap Nelson Rolihlahla Mandela. Ayahnya seorang Penasehat Pengadilan Tinggi Thembuland. Setelah kematian sang ayah, Nelson Mandela menempati posisi sang ayah. Ia diharapkan memangku jabatan yang lebih tinggi lagi, tetapi karena kasus-kasus yang terjadi seringkali berlatarbelakang politik Apartheid, ia lalu memastikan diri menjadi seorang pengacara. Mandela memimpikan memberikan sumbangan menciptakan kebebasan bagi orang-orang kulit hitam. Mandela merasakan kepedihan dan kekejaman politik Apartheid, ketidakadilan ini mengerakkan hatinya untuk menekuni bidang politik dan hukum. 

Maka setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia pergi ke Healdtown untuk melanjutkan pendidikan ke Universitas Fort Hare. Pada tahun 1942 ia bergabung dengan the African National Congress, karena aktivitas politiknya ini, ia terkena tahanan kota dan menyelesaikan pendidikannya melalui surat atau korespondensi. 

Dalam gerakan anti Apartheid ini, Mandela banyak mendapat dukungan dari isterinya Winnie Madikizela-Mandela. Karena dukungan ini pula, Winnie sering menjadi korban. Juga karena aktivitas politiknya ini, Mandela diputus oleh pengadilan dilarang mengikuti segala macam bentuk pertemuan politik dan dikenakan tahanan kota selama 6 bulan. Praktek hukumnya pun tidak luput dari perlakuan politik Apartheid. Pemerintah setempat menuntut Mandela agar memindahkan tempat prakteknya dari pusat kota ke bagian pinggiran kota. Dengan begitu, kliennya tidak bisa datang ke kantornya. Ketika itu, Nelson mengatakan, itu sama saja dengan meminta mereka untuk menghentikan prakteknya, menghentikan pelayanan hukum kepada orang-orangnya. Maka Mandela pun bertekad untuk menentang aturan hukum ini. 

Ketika diadakan persidangan tahun 1964, meskipun dalam persidangannya Mandela telah mengajukan pembelaan bersejarah selama 4 jam, ia tetap dinyatakan bersalah karena pelanggaran undang-undang anti komunis dan diganjar hukuman seumur hidup. Berikut ini adalah dua kalimat terahir dalam pembelaan bersejarah di pengadilan. 

“I have fought against white domination, and I have fought against black domination. I have cherished the ideal of democratic and free society in which all persons live together in harmony and with equal opportunities. It is an ideal which I hope to live for and to achieve. But if needs be, it is an ideal for which I am prepare to die”. 

Meskipun Nelson Mandela di penjara, ia masih terus menjadi simbol perlawanan orang-orang kulit hitam, dan mengorganisir kampanye internasional menuntut pembebasannya. Sebaliknya, dalam 27 tahun di penjara Nelson Mandela berhasil membangkitkan dunia menentang politik Apartheid. Mandela berangsur-angsur menjadi simbol persamaan hak dan keadilan. 

Bagaimana ia menjalani masa hukumannya? Selama dalam tahanan Mandela memiliki kebiasaan menyaksikan matahari terbenam sambil mendengarkan musik klasik Handel atau Tchaikovsky. Bersama teman satu penjaranya, Mandela kadang-kadang menggelar konser apabila situasi memungkinkan, terutama pada hari Natal. 

Hal yang paling disesali oleh Mandela, setelah ia dibebaskan dari penjara Robben Island pada tahun 1990 adalah, ia lupa berpamitan dengan sipir penjara. Pada tahun 1990, Nelson dibebaskan dari penjara pada usia 71 tahun. Mandela kembali ke arena politik dengan membawa harapan perubahan mendasar bidang sosial politik di Afrika Selatan. Pada tahun 1994 ia terpilih sebagai Presiden Afrika Selatan dalam pemilihan yang pertama kali untuk semua ras pada usia 75 tahun. 

Karier politik Mandela semakin cemerlang setelah ia keluar dari penjara, tetapi tidak begitu dengan kehidupan pribadinya. Mandela mengalami perceraian dari isterinya Winnie Madikizela pada tahun 1996. Sebelumnya pada tahun 1991, Winnie dinyatakan bersalah dalah kasus penculikan dan kekerasan. Dan sekali lagi, tahun lalu Winnie terlibat kasus penipuan dan pencurian sekitar 120.000 Dollar di sebuah organisasi yang dipimpinnya yaitu African National Congress Women’s League. Namun, pada tahun 1998, tepat pada hari ulang tahunnya yang ke 80, Mandela menikahi Graca Machel, janda dari mantan Presiden Mozambic Samora Machel. 

Pada tahun 1993 ia menerima hadiah Nobel Perdamaian bersama Presiden Afrika Selatan F.W. de Clerk. Lalu pada Juni 1999 Mandela turun dari kursi kepresidenan, digantikan oleh Presiden Thabo Mbeki. Meski begitu, Mandela masih tetap tokoh yang dipuja, membawa transisi yang luar biasa dari negara tirani ke demokrasi dengan janji perdamaian yang menyelamatkan negara Afrika Selatan dari kekerasan berdarah.

Nelson Mandela tidak pernah lelah memperjuangkan demokrasi, dan persamaan hak. Walaupun menghadapi banyak tantangan, tetapi Mandela tidak pernah membalas tindakan rasis dengan tindakan rasis. Hidupnya telah menjadi insipirasi di Afrika Selatan dan seluruh dunia, kepada mereka semua yang menindas dan yang merampas, kepada semua yang melawan penindasan dan melawan perampasan. 

"No-one is born hating another person because of the colour of his skin, or his religion" - Nelson Mandela. 

Sumber : http://www.voaindonesia.com

No comments:

Post a Comment