Nelson Mandela lahir di Mvezo, Transkei, Afrika
Selatan pada 18 July, 1918 dengan nama lengkap Nelson Rolihlahla Mandela.
Ayahnya seorang Penasehat Pengadilan Tinggi Thembuland. Setelah kematian sang
ayah, Nelson Mandela menempati posisi sang ayah. Ia diharapkan memangku jabatan
yang lebih tinggi lagi, tetapi karena kasus-kasus yang terjadi seringkali
berlatarbelakang politik Apartheid, ia lalu memastikan diri menjadi seorang
pengacara. Mandela memimpikan memberikan sumbangan menciptakan kebebasan bagi
orang-orang kulit hitam. Mandela merasakan kepedihan dan kekejaman politik
Apartheid, ketidakadilan ini mengerakkan hatinya untuk menekuni bidang politik
dan hukum.
Maka setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia pergi ke Healdtown untuk
melanjutkan pendidikan ke Universitas Fort Hare. Pada tahun 1942 ia bergabung
dengan the African National Congress, karena aktivitas politiknya ini, ia
terkena tahanan kota dan menyelesaikan pendidikannya melalui surat atau
korespondensi.
Dalam gerakan anti Apartheid ini, Mandela banyak mendapat dukungan dari
isterinya Winnie Madikizela-Mandela. Karena dukungan ini pula, Winnie sering
menjadi korban. Juga karena aktivitas politiknya ini, Mandela diputus oleh
pengadilan dilarang mengikuti segala macam bentuk pertemuan politik dan
dikenakan tahanan kota selama 6 bulan. Praktek hukumnya pun tidak luput dari
perlakuan politik Apartheid. Pemerintah setempat menuntut Mandela agar
memindahkan tempat prakteknya dari pusat kota ke bagian pinggiran kota. Dengan
begitu, kliennya tidak bisa datang ke kantornya. Ketika itu, Nelson mengatakan,
itu sama saja dengan meminta mereka untuk menghentikan prakteknya, menghentikan
pelayanan hukum kepada orang-orangnya. Maka Mandela pun bertekad untuk
menentang aturan hukum ini.
Ketika diadakan persidangan tahun 1964, meskipun dalam persidangannya
Mandela telah mengajukan pembelaan bersejarah selama 4 jam, ia tetap dinyatakan
bersalah karena pelanggaran undang-undang anti komunis dan diganjar hukuman
seumur hidup. Berikut ini adalah dua kalimat terahir dalam pembelaan bersejarah
di pengadilan.
“I have fought against white domination, and I have fought against black
domination. I have cherished the ideal of democratic and free society in which
all persons live together in harmony and with equal opportunities. It is an
ideal which I hope to live for and to achieve. But if needs be, it is an ideal
for which I am prepare to die”.
Meskipun Nelson Mandela di penjara, ia masih terus menjadi simbol perlawanan
orang-orang kulit hitam, dan mengorganisir kampanye internasional menuntut
pembebasannya. Sebaliknya, dalam 27 tahun di penjara Nelson Mandela berhasil
membangkitkan dunia menentang politik Apartheid. Mandela berangsur-angsur
menjadi simbol persamaan hak dan keadilan.
Bagaimana ia menjalani masa hukumannya? Selama dalam tahanan Mandela
memiliki kebiasaan menyaksikan matahari terbenam sambil mendengarkan musik
klasik Handel atau Tchaikovsky. Bersama teman satu penjaranya, Mandela
kadang-kadang menggelar konser apabila situasi memungkinkan, terutama pada hari
Natal.
Hal yang paling disesali oleh Mandela, setelah ia dibebaskan dari penjara
Robben Island pada tahun 1990 adalah, ia lupa berpamitan dengan sipir penjara.
Pada tahun 1990, Nelson dibebaskan dari penjara pada usia 71 tahun. Mandela
kembali ke arena politik dengan membawa harapan perubahan mendasar bidang
sosial politik di Afrika Selatan. Pada tahun 1994 ia terpilih sebagai Presiden
Afrika Selatan dalam pemilihan yang pertama kali untuk semua ras pada usia 75
tahun.
Karier politik Mandela semakin cemerlang setelah ia keluar dari penjara,
tetapi tidak begitu dengan kehidupan pribadinya. Mandela mengalami perceraian
dari isterinya Winnie Madikizela pada tahun 1996. Sebelumnya pada tahun 1991,
Winnie dinyatakan bersalah dalah kasus penculikan dan kekerasan. Dan sekali
lagi, tahun lalu Winnie terlibat kasus penipuan dan pencurian sekitar 120.000
Dollar di sebuah organisasi yang dipimpinnya yaitu African National Congress
Women’s League. Namun, pada tahun 1998, tepat pada hari ulang tahunnya yang ke
80, Mandela menikahi Graca Machel, janda dari mantan Presiden Mozambic Samora
Machel.
Pada tahun 1993 ia menerima hadiah Nobel Perdamaian bersama Presiden Afrika
Selatan F.W. de Clerk. Lalu pada Juni 1999 Mandela turun dari kursi
kepresidenan, digantikan oleh Presiden Thabo Mbeki. Meski begitu, Mandela masih
tetap tokoh yang dipuja, membawa transisi yang luar biasa dari negara tirani ke
demokrasi dengan janji perdamaian yang menyelamatkan negara Afrika Selatan dari
kekerasan berdarah.
Nelson Mandela tidak pernah lelah memperjuangkan demokrasi, dan persamaan
hak. Walaupun menghadapi banyak tantangan, tetapi Mandela tidak pernah membalas
tindakan rasis dengan tindakan rasis. Hidupnya telah menjadi insipirasi di
Afrika Selatan dan seluruh dunia, kepada mereka semua yang menindas dan yang
merampas, kepada semua yang melawan penindasan dan melawan perampasan.
"No-one is born hating another person because of the colour of his
skin, or his religion" - Nelson Mandela.
Sumber : http://www.voaindonesia.com
No comments:
Post a Comment