Letjen Andi Abdullah Bau Massepe
yang terlahir pada tahun 1929 adalah pejuang heroik dari daerah
SulawesiSelatan. Ia merupakan Panglima pertama TRI Divisi Hasanuddin dengan
pangkat Letnan Jendral. Iadianugerahi gelar Pahlawan nasional Indonesia oleh
presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada 9November 2005 dalam kaitan peringatan
Hari Pahlawan 10 November 2005.
Biografi
Kelahiran
Andi Abdullah Bau Massepe adalah putra dari Andi Mappanyukki (salah satu pahlawan Nasional dariSulawesi Selatan) dan ibunya Besse Bulo (putri Raja Sidenreng) di daerah Massepe, KabupatenSidenreng Rappang. (Massepe dahulunya merupakan salah satu pusat kerajan Addatuang (kerajaan)Sidenreng.Beliau adalah pewaris tahta dari dua kerajaan besar di Sulawesi Selatan yaitu Kerajaan Bone dan Gowa.Ia juga merupakan pewaris tahta dari lima kerajaan di sebelah barat Danau Sidenreng yaitu Suppa, Allita,Sidenreng Rappang dan Sawito.
Andi Abdullah Bau Massepe adalah putra dari Andi Mappanyukki (salah satu pahlawan Nasional dariSulawesi Selatan) dan ibunya Besse Bulo (putri Raja Sidenreng) di daerah Massepe, KabupatenSidenreng Rappang. (Massepe dahulunya merupakan salah satu pusat kerajan Addatuang (kerajaan)Sidenreng.Beliau adalah pewaris tahta dari dua kerajaan besar di Sulawesi Selatan yaitu Kerajaan Bone dan Gowa.Ia juga merupakan pewaris tahta dari lima kerajaan di sebelah barat Danau Sidenreng yaitu Suppa, Allita,Sidenreng Rappang dan Sawito.
Keturunan Raja
Bau Massepe merupakan anak Raja dari Kerajaan Bone yakni Andi Mappanyukki yang juga seorangpejuang dari Sulawesi Selatan pada tanggal 10 November 2004 oleh Presiden Susilo BambangYudhoyono mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional.
Bau Massepe merupakan anak Raja dari Kerajaan Bone yakni Andi Mappanyukki yang juga seorangpejuang dari Sulawesi Selatan pada tanggal 10 November 2004 oleh Presiden Susilo BambangYudhoyono mendapat penghargaan sebagai Pahlawan Nasional.
Perkawinan
Semasa hidupnya Bau Massepe tiga kali beristri.Istri yang pertama bernama Andi Maccaya melahirkan putri bernama Andi Habibah,Istri yang kedua bernama Linge Daeng Singara melahirkan seorang putra yang bernama Andi Ibrahimdan seorang putri bernama Bau tene.Pada tahun 1933 menikah dengan Andi Soji Petta Kanjene yang kemudian dianugerahi putra-putri yangmasing-masing bernama:Bau Kuneng,Bau Amessangeng,Bau Dala Uleng danBau Fatimah.
Semasa hidupnya Bau Massepe tiga kali beristri.Istri yang pertama bernama Andi Maccaya melahirkan putri bernama Andi Habibah,Istri yang kedua bernama Linge Daeng Singara melahirkan seorang putra yang bernama Andi Ibrahimdan seorang putri bernama Bau tene.Pada tahun 1933 menikah dengan Andi Soji Petta Kanjene yang kemudian dianugerahi putra-putri yangmasing-masing bernama:Bau Kuneng,Bau Amessangeng,Bau Dala Uleng danBau Fatimah.
Pendidikan
Semasa hidupnya pernah mengecap pendidikan formal pada Sekolah Rakyat selama 1 tahun (1924), HIS(Hollands Inslander School (selesai 1932)
Semasa hidupnya pernah mengecap pendidikan formal pada Sekolah Rakyat selama 1 tahun (1924), HIS(Hollands Inslander School (selesai 1932)
Karier Keorganisasian
Jabatan/Keorganisasian yang pernah dilakoni oleh Beliau anatara lain; Datu Suppa tahun 1940, BunkenKanrekan Pare-Pare, Ketua Organisasi SUDARA Pare-Pare, Ketua Pusat Keselamatan Rakyat PenasehatPemuda/Pandu Nasional Indonesia, Ketua Umum BPRI (Badan Penunjang Republik Indonesia),Kordinator perjuangan bersenjata bagi pemuda di daerah sekitar Pare-Pare.
Jabatan/Keorganisasian yang pernah dilakoni oleh Beliau anatara lain; Datu Suppa tahun 1940, BunkenKanrekan Pare-Pare, Ketua Organisasi SUDARA Pare-Pare, Ketua Pusat Keselamatan Rakyat PenasehatPemuda/Pandu Nasional Indonesia, Ketua Umum BPRI (Badan Penunjang Republik Indonesia),Kordinator perjuangan bersenjata bagi pemuda di daerah sekitar Pare-Pare.
Kematian
Andi Abdullah Bau Massepe wafat ditembak oleh pasukan Westeling pada tanggal 2 Februari 1947setelah ditahan selama 160 hari. Wafat 10 hari sesudah konferensi Pacekke (tanggal 20 Januari 1947).Makam beliau dapat ditemukan di Taman Makam Pahlawan kota Pare-Pare (110 kilometer utara KotaMakassar).
Pejuang yang teguh.
Andi Abdullah Bau Massepe wafat ditembak oleh pasukan Westeling pada tanggal 2 Februari 1947setelah ditahan selama 160 hari. Wafat 10 hari sesudah konferensi Pacekke (tanggal 20 Januari 1947).Makam beliau dapat ditemukan di Taman Makam Pahlawan kota Pare-Pare (110 kilometer utara KotaMakassar).
Pejuang yang teguh.
Beliau diakui sebagai pejuang yang teguh pendirian dan berani berkorban demi tegaknya NKRI. Hal inidiakui oleh Westerling yang disampaikan kepada istrinya, A. Soji Petta Kanjenne, dia berkata; suamimu adalah jantan dan laki-laki pemberani. Ia bertanggung jawab atas semua tindakannya, tidak mau mengorbankan orang lain demi kepentingan sendiri, sikap jantan ini sangat saya hormati.
Pahlawan Nasional Sulsel, Letjen Andi Abdullah Bau Massepe
Andi Abdullah Bau Massepe, adalah seorang Asisten Residen (Ken Kanrikan) yang dibentuk oleh Jepangketika itu. Asisten Residen ini membawahi lima wilayah Onder Afdeling, Parepare, Sulawesi Selatan,sebagai Kantor Pusat, Pinrang, Barru, Sidrap, dan Enrekang.
Ketika mendengar Jepang telah menyerah
kepada sekutu. Andi Abdullah Bau Masepe yakin Indonesiapasti merdeka. Tiga
bulan setelah Jepang menyerah, beberapa tentara Jepang (Heiho) melarikan diri
keSuppa meminta perlindungan Andi Andullah Bau Masepe. Tentara Heiho ini
diterima baik oleh AndiAbdullah Bau Masepe dan menganggap mereka adalah Duta
Suppa untuk dipergunakan tenaganya dalam kesatuan bersenjata.Dr. Ratulangi
mendatangi Andi Abdullah Bau Masepe untuk mengadakan dan membentuk
PartaiNasional Indonesia (PNI). Perintah Dr. Ratulangi itu, disampaikan ke
seluruh anggota Onder Afdeling,agar mereka membentuk PNI. Saat itu semua rakyat
yang berumur 15 tahun keatas masuk PNI yangjuga merupakan orang-orang
rebuliken.
Pada tanggal 21 Agustus 1945 diadakan rapat
raksasa dan upacara penaikan Bendera Merah Putih dilapangan La Sinrang dengan
maksud memasyarakatkan Sang Merah Putih.Pada saat itu, Andi Abdullah Bau
Massepe berpidato menyerukan agar semua rakyat mempertahankankemerdekaan samai
tetes darah penghabisan. Pada rapat-rapat selanjutnya, Andi Bau Massepe
selalumenekankan perlunya persatuan dan kesatuan untuk terus berjuang
mempertahankan kemerdekaan.Selain itu, Andi Bau Massepe juga menyusun satu
kesatuan bersenjata untuk mem pertahankanIndonesia.
Kalau perlu kita harus berkorban harta dan
jiwa. Kalau kita tak dapat menikmati kemerdekaan, nantianak cucuku kita yang
menikmatinya, di Indonesia pasti mereka. Begitu ucapan Andi Abdullah
BauMassepe ketika mengadakan pertemuan rahasia yang berlangsung di rumahnya di
Majennang, yangdihadiri para pegawai swapraja Suppa dan pemuka-pemuka
masyarakat Suppa. Pada rapat rahasia itudisepakati menyetujui dan mengangkat sumpah
mengatakan "Polopa polopanni narekko naposiriipomateni idi atae".Pada saat itu
juga oleh Andi Abdullah Bau Massepe memerintahkan Andi Arsyad, AndiSelle,
LabanggoSiradja untuk menyusun laskar BPRI guna persiapan tempur melawan NICA
(Belanda) dan dibantu olehbekas Heihodari Jepang yang melarikan diri dan
berjuang untuk kemerdekaan RI. Kemudian dibentukjuga Persatuan Merah Putih.
Para komandan laskar tersebutm, masing-masing Andi Cammi di Sidrapdengan gelar
Ganggawa, Andi Abu Bakar Masenrengpulu di Enrekang gelarnya BPRI Andi Prenrengi
diMajene dengan gelar Kris Muda, Di Barru diberi gelar BPRI.
Tanggal 30 Agustus 1945, Andi Abdullah Bau
Massepe bersama Andi Makkasau mengadakandemonstrasi barisan keliling kota
Parepare dengan membawa bendera Merah Putih, sekitar 400 orangdari Suppa dengan
menggunakan Kopiah berlambang merah putih, bergabung dengan PNI Parepareyang
dipimin Usman Isa yang juga Ketua PNI Parepare. Gerakan itu dilakukan untuk
menunjukkan bahwamereka siap mempertahankan kemerdekaan RI. Ketika Tentara NICA
berkuasa, Andi Abdullah BauMassepe bersama pasukannya terus melakukan
perlawanan terhadap tentara NICA.Pasukan dibawah Komando Andi Abdullah Bau
Masepe itu melakukan gerakan gerilla dan beberapa kaliterjadi kontak senjata
dengan tentara NICA. Untuk kebutuhan persenjataan, Andi Bau Massepemelakukan
kontak dengan Juli, seorang Komandan Polisi NICA di Balik Papan (Kaltim). Juli
yang jugaseorang pejuang sejati itu, mensuplai ratusan senjata dan amunisidan
diselundupkan masuk melaluipelabuhan Suppa.
Rupanya gerakan perjuangan Andi Abdullah
Bau Massepe membuat pusing tentara NICA. KomandanTentara NICA kemudian menemui
Andi Abdullah Bau Massepe ke Kantor Swapraja di Suppa. NICAmenyodorkan selembar
kertas agar ditandatangani. Isi surat itu, agar Andi Abdullah Bau Massepe
maumenyetujui keberadaan Belanda di wilayahnya. Tawaran itu ditolak
mentah-mentah."Permintaan tuan tidak dapat dipenuhi. Indonesia pasti merdeka,
tidak ditawar-tawar kalau perlu sayakorban bersama-sama dengan rakyat di Suppa,
kalau perlu korban darah dan jiwa pun saya rela dan sayatidak bisa berbicara
dua kali, hanya sekali dilahirkan oleh ibu saya, tidak cukup dua kali dan
berpesanlebih baik mati berkalang tanah daripada dijajah kembali oleh Belanda."
tegas Andi Abdullah BauMassepe ketika itu. Perkataan itu membuat Komandan
Tentara NICA marah.
Beberapa hari kemudian, tentara Belanda menngkap Andi Abdullah Bau Masepe bersama Andi BasoDaeng Erang Sulawatang Suppa, Andi Mojong Pabbicara Suppa dan Syamsuddin Juru tulis Suppa.Kelimanya ditahan Belanda di barak tentara NICA di kampung Kariango. Bulan Desember, Andi AbdullahBau Massepe dan Andi Baso Daeng Erang dibunuh di Palia, yang lainnya ditembak mati di Suppa.
Beberapa hari kemudian, tentara Belanda menngkap Andi Abdullah Bau Masepe bersama Andi BasoDaeng Erang Sulawatang Suppa, Andi Mojong Pabbicara Suppa dan Syamsuddin Juru tulis Suppa.Kelimanya ditahan Belanda di barak tentara NICA di kampung Kariango. Bulan Desember, Andi AbdullahBau Massepe dan Andi Baso Daeng Erang dibunuh di Palia, yang lainnya ditembak mati di Suppa.
Dari perjuangan Andi Abdullah Bau Massepe,
lahirlah Resimen I Paccekke Brigade 16.Penganugerahan kepada pejuang sebagai
pahlawan nasional oleh pemerintah adalah merupakan suatubentuk penghargaan
pemerintah kepada jasa para pahlawan yang telah berkorban jiwa dan raga demidan
semata-mata untuk membebaskan bangsa ini dari belenggu penjajahan dimasa yang
silam adalahmanifestasi bahwa bangsa kita dewasa ini meski di ronrong berbagai
masalah dan polemik tetap dan takakan lekang menghargai pengorbanan para
pahlawan bangsa ini, sebab Bangsa yang besar adalahbangsa yang selalu
menghormati dan menghargai jasa pahlawannya.Begitu pun sejarah heroik yang
telah dilakoni oleh sosok Andi Abdullah Bau Massepe pejuang yangdengan begitu
gigih berjuang bersama masyarakat Sulawesi Selatan dalam mengusir penjajahan
daribumi Sulawesi, yang dalam rangkaian perjalanan yang begitu panjang dan
berliku dan tanpa mengenallelah serta pengorbanan harta dan nyawa telah membawa
bangsa ini ke zaman yang kita nikmati saatini, kemerdekaan dan kebebasan.
Olehnya pemerintah pusat berkenan
menganugerahkan Letnan Jenderal TNI Andi Abdullah BauMassepe sebagai pahlawan
nasional pada momen Hari Pahlawan tanggal 10 November 2005 bertempat di Istana
Negara Jakarta oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, yang dihadiri segenap
pejabat tingginegara serta ahli waris, keluarga dan kerabat Andi Abdullah Bau
Massepe serta masyarakat SulawesiSelatan sendiri.Rasa bangga dan terhormat
tentu saja dirasakan oleh bukan saja keluarga dan kerabat Bau Massepeakan
tetapi kebanggaan dan penghormatan tersebut juga dirasakan oleh seluruh
masyarakat SulawesiSelatan pada umumnya.(*)
Sumber : www.pareparekota.go.id
No comments:
Post a Comment