Nama Ignasius Jonan cukup dikenal saat ia menjabat
sebagai Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia. Berbagai perubahan di PT. KAI
dilakukan saat dia menjabat. Membenahi pelayanan dasar, mengubah orientasi
perusahaan, dari orientasi produk ke orientasi pelanggan. Mengubah PT. KAI
supaya sesuai dengan keinginan pelanggan. Dan Jonan dinilai cukup berhasil
melakukan perubahan wajah PT. KAI, kereta api menjadi transportasi umum yang
lebih berkelas.
Selama berkarir di KAI, Jonan berhasil mencatatkan
laba setelah sebelumnya di tahun 2008 KAI mengalami kerugian Rp. 835 milyar.
Laba yang diperoleh tahun 2009 adalah Rp. 154,8 milyar. Pada tahun 2013 bahkan
mencatat laba sebesar Rp. 560,4 milyar. Aset KAI juga semakin bertambah dari
Rp. 5,7 triliun pada tahun 2008 hingga mencapai angka Rp.15,2 triliun pada
tahun 2013.
Setelah berhasil merubah wajah perkeretaapian
Indonesia, Jokowi memberinya tanggung jawab yang lebih besar. Bukan hanya
kereta api, ia juga harus membenahi
transportasi darat lainnya juga udara serta laut. Untuk melaksanakan tugas
tersebut Jonan pun diangkat sebagai Menteri Perhubungan untuk periode
2014-2019.
Jonan yang lahir di Singapura tanggal 21 Juni 1963
adalah putera seorang pengusaha asal Surabaya, Jusuf Jonan. Jonan menghabiskan
masa kecilnya di Singapura. Kemudian pindah ke Surabaya dan menyeselaikan
pendidikan SMA nya di SMA St. Louis, Surabaya dan melanjutkan studinya ke Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga. Gelar
master diperolehnya dari Fletcher School
of Law and Diplomacy, Amerika Serikat. Ia juga mengikuti berbagai program
pendidikan di Harvard Law School, Columbia Business School, Kennedy School of
Government dan di Stanford University.
Sebelum menjabat Direktur PT. KAI, Jonan mempunyai
karir yang sangat cemerlang. Tahun 1999 – 2001 menjadi Direktur
Citibank/Citigroup, tahun 2001-2006 Direktur
Utama PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero) dan Managing Director
Citibank/Citigroup tahun 2006-2009.
Ignasius Jonan seperti merasa punya “ utang” pada
kereta api. Karena ia mengenal istrinya, Ratnawati Jonan, pertama kali di
kereta api jurusan Surabaya – Blitar tahun 1985. Pasangan ini dikarunia 2 orang
anak, Monica dan Caterine.
Selama memimpin 2 perusahaan BUMN, BPUI dan KAI, Jonan
termasuk rajin melaporkan harta kekayaannya ke KPK. Tercatat ia melaporkan
harta kekayaan sebanyak tiga kali, pada 10 Mei 2001, pada 5 Juni 2009 dan
terakhir pada 5 April 2012.
Menurut data Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara
Negara (LHKPN) terakhir, Jonan memiliki tanah dan bangunan di Jakarta dan
Surabaya senilai Rp 14,123 miliar. Di Jakarta, Jonan memiliki tanah dan
bangunan di empat lokasi sedangkan di Surabaya 2 lokasi. Harta bergerak yang
dimilikinya sebesar Rp 888 juta yang terdiri dari satu Mercedes-Benz dan Land
Rover. Harta bergerak lainnya adalah logam mulia, batu mulia, barang antik
senilai Rp 249 juta. Ia juga memiliki giro senilai Rp 6,4 miliar dan piutang
sebanyak Rp 1,9 miliar, serta uang tunai US$ 5.101 dan tidak punya hutang. (dari berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment