Ir. Soekarno dilahirkan di Surabaya pada tanggal 6 Juni 1901. Semasa
hidupnya, Soekarno paling dikenal sebagai pemimpin perjuangan negara baik dari jajahan Belanda maupun Jepang. Selain sebagai
bapak perjuangan negara, Soekarno juga dikenal sebagai presiden pertama
Indonesia yang memerintah sejak tahun 1945 hingga tahun 1967. Soekarno pernah
ditahan selama lebih dari satu dekade ketika Belanda menjajah, dan kemudian
dilepaskan saat Jepang tiba di Indonesia. Soekarno dan teman-teman
nasionalisnya bekerja sama untuk mengumpulkan support demi membantu Jepang
sebagai imbalan karena Jepang telah membantu penyebaran ide nasionalis di
Indonesia.
Perjalanan Hidup Soekarno
Perjalanan hidup Ir. Soekarno dimulai dari masa ketika ia lahir dari pasangan aristokrat Raden Soekemi Sosrodihardjo yang merupakan guru TK di Jawa dan istri Bali-nya yang berasal dari kasta Brahma, bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Soekarno kecil dilahirkan pada tanggal 6 Juni 1901 dan memiliki nama Kusno Sosrodihardjo. Setelah lulus dari SD lokal pada tahun 1912, Soekarno dikirim menuju Europeesche Lagere School, sebuah sekolah SD Belanda yang terletak di Mojokerto. Pada tahun 1916, ayahnya mengirim Soekarno ke Surabaya untuk masuk ke Hogere Burger School (sebuah sekolah persiapan kuliah milik Belanda) dimana Soekarno bertemu Tjokroaminoto, seorang nasionalis dan pendiri Sarekat Islam, sekaligus pemilik tempat kos yang ia tinggali saat itu. Empat tahun setelahnya, Soekarno kemudian menikahi Siti Oetari yang merupakan anak dari Tjokroaminoto. Pada tahun 1921, Soekarno akhirnya berhasil masuk ke Technische Hogeschool (sekarang ITB) di Bandung.
Ketika melanjutkan kuliah di Bandung, Soekarno memfokuskan dirinya untuk
mengambil jurusan civil engineering dan mengambil jurusan arsitektur. Pada saat
dia berada di Bandung inilah ia bertemu Inggit Garnasih, yang pada saat itu
adalah istri dari pemilik rumah kos tempat ia tinggal, Sanoesi. Perbedaan usia
Inggit yang lebih tua 13 tahun dari Soekarno tidak membuatnya gentar, dan
mereka berdua kemudian menjalin kisah asmara. Pada tahun 1923, kisah rumah
tangga Soekarno dan Siti Oetari berakhir karena Soekarno ingin menikahi Inggit,
dimana Inggit juga akhirnya menceraikan suaminya agar mereka berdua bisa
menikah.
Kisah hidup Ir. Soekarno mulai memasuki babak baru ketika ia mempelajari
banyak hal. Dalam masa pembelajarannya ini, Soekarno dinilai amat modern baik
dalam pandangan arsitektural maupun politik. Ia sangat membenci feodalisme Jawa
yang ia nilai hanya membawa negara mundur dan menyalahkan sistem tersebut
sebagai alasan mengapa Belanda bisa sampai datang, menduduki Indonesia, dan
mengeksploitasinya. Ia juga menyalahkan kurangnya pendidikan dan kemiskinan
masyarakat sebagai alasan bisa dilakukannya imperialisme barat, yang oleh
Soekarno disebut dengan exploitation de l’homme par l’homme. Kemudian
dikeluarkanlah semua ide yang ia miliki ini melalui rancang kota dan sosial
politiknya, walaupun ia tak memperdalam minatnya akan seni modern ke bidang
musik pop. Bagi Soekarno, modernitas itu tidak memandang ras, indah dan cakap
dipakai, dan anti-imperialis.
Sebenarnya ide nasionalis sendiri sudah hinggap pada jiwa Soekarno ketika
ia tinggal bersama Tjokroaminoto. Pada masa inilah ia pertama kali terpapar
kepada nasionalisme. Hasilnya adalah ketika ia menjadi pelajar di Bandung, ia
terus mempelajari filsuf politik agama, Eropa, Amerika, komunis, dan
nasionalis, dimana pada akhirnya ia menciptakan ideologi politik sendiri yang
merupakan self-sufficiency sosialis bergaya Indonesia. Ide ini kemudia ia beri
nama Marhaenisme yang berasal dari Marhaen, rakyat jelata yang ia temui di
Bandung dimana Marhaen memiliki sebidang tanah sendiri, mengerjakannya sendiri,
dan mendapat penghasilan yang cukup untuk menghidupi keluarganya. Selain itu juga
di universitasnya, Soekarno mulai mengorganisir sebuah klub belajar untuk
murid-murid Indonesia.
Perjalanan hidup Ir. Soekarno kembali berubah ketika ia dan salah satu
temannya dari klub belajar di universitasnya membentuk partai pro-kemerdekaan
yang diberi nama Partai Nasional Indonesia (PNI). PNI merupakan partai yang
mempromosikan sekularisme dan persatuan dari banyaknya etnis di Hindia-Belanda
demi mencapai Indonesia yang bersatu. PNI mulai tenar ketika Sarekat Islam
dibubarkan pada awal 1920-an dan hancurnya Partai Komunis Indonesia setelah
gagal melakukan pemberontakan pada tahun 1926. Karena hal ini juga PNI mulai
terendus oleh pemerintahan kolonial, menyebabkan seringnya terjadi gangguan
oleh polisi kolonial yang berujung pada penangkapan Soekarno dan beberapa tokoh
kunci PNI. Soekarno kemudian dijatuhi hukuman penjara 4 tahun di Suka miskin,
Bandung, tapi dibebaskan pada tanggal 31 Desember 1931 karena pidatonya yang
menggema di hati setiap masyarakat, menciptakan tekanan pada bihak Belanda.
Ketika dilepaskan, Soekarno sudah menjadi pahlawan yang populer di setiap
bagian negara Indonesia.
Setelah kejadian penangkapan berlalu, Soekarno mulai menyibukkan diri
dengan masa-masa kebangkitan nasional dimana Soekarno dan Hatta sudah
memperhitungkan tentang perang Pasifik dan kemungkinan Jepang maju ke Indonesia
yang amat krusial bagi upaya kemerdekaan Indonesia. Pihak Jepang ternyata
memiliki catatan sendiri tentang Soekarno yang membuat mereka mendekati
Soekarno dengan penuh hormat, bertujuan untuk menggunakannya sebagai
pengorganisir orang-orang Indonesia sementara Soekarno berniat menggunakan
Jepang sebagai motor penggerak kemerdekaan Indonesia.
Kisah hidup Ir. Soekarno kembali membuka halaman baru setelah para penjajah
hilang dari muka Indonesia, dengan kesibukannya yang kini menjadi presiden
pertama Indonesia dibantu dengan Mohammad Hatta sebagai wakilnya. Soekarno juga
menciptakan beberapa strategi dan pemikiran saat pasukan Sekutu kembali datang
ke Indonesia. Soekarno digulingkan oleh Soeharto pada 12 Maret 1967, dan
menjadi tahanan rumah di Istana Bogor. Soekarno kemudian meninggal dunia pada
21 Juni 1970 karena gagal ginjal.
Sumber : http://www.portalsejarah.com
No comments:
Post a Comment