Lambertus Nicodemus Palar atau biasa dikenal dari singkatannya LN Palar. Lahir di di
Rurukan, Tomohon, Sulawesi Utara pada 5 Juni 1900 dan meninggal di
Jakarta pada 12 Februari 1981 di usia 80 tahun.
Pria yang juga akrab dipanggil Babe Palar tersbeut merupakan tokoh
dan diplomat dari Provinsi Sulawesi Utara yang pada 1947 berhasil
mendesak Dewan Keamanan PBB untuk memerintahkan Belanda melakukan
gencatan senjata dengan Indonesia. Dia juga berhasil menyakinkan
eksistensi Indonesia kepada perwakilan negara-negara di PBB.
Anak dari Gerrit Palar dan Jacoba Lumanauw itu pernah menjadi Duta
Besar Indonesia di India, Jerman Timur, Uni Soviet, Kanada, dan Amerika
Serikat.
Dia memulai pendidikan di sekolah Meer Uitgebreid Lager Onderwijs
(MULO) di Tondano. Kemudian melanjut ke Algeme(e)ne Middelbare School
(AMS) di Yogyakarta, dan tinggal bersama Sam Ratulangi.
Pada 1922, Palar masuk ke Technische Hoogeschool di Bandung, yang
kini dikenal sebagai Institut Teknologi Bandung (ITB) yang
mempertemukannya dengan para tokoh kemerdekaan, termasuk Soekarno.
Setelah sempat menghentikan kuliahnya dan kembali ke Minahasa, Palar
kembali sekolah hukum di Rechtshoogeschool te Batavia, Sekolah Tinggi
Hukum di Jakarta saat itu yang juga menjadi cikal bakal Fakultas Hukum
UI). Pada 1928 dia pindah ke Belanda dan kuliah di Universitas
Amsterdam.
Palar juga berjasa dalam mengatasi konflik Belanda dan Indonesia,
pengakuan kemerdekaan Indonesia oleh Belanda hingga masuknya Indonesia
ke dalam keanggotaan PBB.
Saat Indonesia menjadi anggota ke-60 di PBB pada 28 September 1950,
Palarlah yang berpidato sebagai perwakilan Indonesia di muka Sidang Umum
PBB.
Sumber : http://niasonline.net
No comments:
Post a Comment