Silas Papare adalah seorang yang berjuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke
dalam wilayah Indonesia. Silas Papare lahir di Serui, Papua, 18 Desember 1918.
Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Juru Rawat pada tahun 1935 dan bekerja
sebagai pegawai pemerintah Belanda. Kegigihannya dalam berjuang untuk
kemerdekaan Papua membuatnya sering berurusan dengan aparat keamanan Belanda.
Usahanya untuk mempengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak pada akhirnya
membuat ia harus masuk penjara di Jayapura.
Saat menjalani masa tahanan di Jayapura, Silas berkenalan dengan Dr. SamRatulangi, Gubernur Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda di tempat tersebut.
Perkenalannya dengan Sam Ratulangi membuat semakin yakin bahwa Papua harus
bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia. Hal tersebut membuat ia akhirnya
mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Akibatnya Silas kembali
ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun kemudian ia berhasil
melarikan diri menuju Yogyakarta.
Pada bulan Oktober 1949, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta
dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah
Irian Barat ke dalam wilayah RI. Silas meninggal di Serui, Papua, 7 Maret 1978.
Guna mengenang jasa besarnya, nama Silas Papare di abadikan sebagai salah
satu kapal selam perang, yakni KRI Silas Papare. KRI Silas Papare adalah sebuah
Korvet kelas Parchim yang dibuat untuk Volksmarine / AL Jerman Timur pada akhir
70-an. Penamaan menurut Pakta Warsawa adalah Project 133. Kapal ini didesain
untuk perang anti kapal selam di perairan dangkal/pantai. Oleh TNI AL kapal ini
dimodifikasi dengan menambahkan kapasitas BBM untuk patroli lebih lama di laut.
Riwayat Singkat
Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Juru Rawat pada tahun 1935 dan
bekerja sebagai pegawai pemerintah Belanda. Ia sangat gigih dalam
memperjuangkan kemerdekaan Papua sehingga ia sering berurusan dengan aparat
keamanan Belanda dalam memerangi kolonialisme Belanda dan pada akhirnya ia
dipenjarakan di Jayapura karena memengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak.
Semasa menjalani masa tahanan di Serui, Silas berkenalan dengan Dr. Sam
Ratulangi, Gubernur Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda ke tempat tersebut.
Perkenalannya tersebut semakin menambah keyakinan ia bahwa Papua harus bebas
dan bergabung dengan Republik Indonesia. Akhirnya, ia mendirikan Partai
Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Akibatnya, ia kembali ditangkap oleh
Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun, ia kemudian melarikan diri menuju
Yogyakarta.
Pada bulan Oktober 1949, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta
dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah
Irian Barat ke dalam wilayah RI
Latar belakang
Di Yogyakarta, Silas Papare membentuk Badan Perjuangan Irian yang berusaha
keras untuk memasukkan wilayah Irian Jaya ke dalam negara Indonesia. Silas
Papare kemudian ditunjuk menjadi salah seorang delegasi Indonesia dalam
Perjanjian New York pada tanggal 15 Agustus 1962 yang mengakhiri perseteruan
antara Indonesia dan Belanda perihal Irian Barat. Perjanjian itu
ditindaklanjuti dengan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) pada tahun 1969 di
mana rakyat Irian Barat memilih bergabung dengan NKRI. Silas Papare wafat dan
dimakamkan di Serui pada tanggal 7 Maret 1978.
Atas jasa-jasanya Silas Papare dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres No. 077/TK/1993, Tgl. 14 September 1993.
Salah satu kapal perang milik TNI AL mendapat kehormatan menggunakan nama KRI Silas Papare yaitu sebuah korvet kelas Parchim.
Sumber : http://e-biodata.net
No comments:
Post a Comment