Tuesday 24 May 2016

Silas Papare - Pendiri Badan Perjuangan Irian

Silas Papare adalah seorang yang berjuang penyatuan Irian Jaya (Papua) ke dalam wilayah Indonesia. Silas Papare lahir di Serui, Papua, 18 Desember 1918. Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Juru Rawat pada tahun 1935 dan bekerja sebagai pegawai pemerintah Belanda. Kegigihannya dalam berjuang untuk kemerdekaan Papua membuatnya sering berurusan dengan aparat keamanan Belanda. Usahanya untuk mempengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak pada akhirnya membuat ia harus masuk penjara di Jayapura.

Saat menjalani masa tahanan di Jayapura, Silas berkenalan dengan Dr. SamRatulangi, Gubernur Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda di tempat tersebut. Perkenalannya dengan Sam Ratulangi membuat semakin yakin bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia. Hal tersebut membuat ia akhirnya mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Akibatnya Silas kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun kemudian ia berhasil melarikan diri menuju Yogyakarta.

Pada bulan Oktober 1949, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah RI. Silas meninggal di Serui, Papua, 7 Maret 1978.

Guna mengenang jasa besarnya, nama Silas Papare di abadikan sebagai salah satu kapal selam perang, yakni KRI Silas Papare. KRI Silas Papare adalah sebuah Korvet kelas Parchim yang dibuat untuk Volksmarine / AL Jerman Timur pada akhir 70-an. Penamaan menurut Pakta Warsawa adalah Project 133. Kapal ini didesain untuk perang anti kapal selam di perairan dangkal/pantai. Oleh TNI AL kapal ini dimodifikasi dengan menambahkan kapasitas BBM untuk patroli lebih lama di laut.

Riwayat Singkat
Ia menyelesaikan pendidikan di Sekolah Juru Rawat pada tahun 1935 dan bekerja sebagai pegawai pemerintah Belanda. Ia sangat gigih dalam memperjuangkan kemerdekaan Papua sehingga ia sering berurusan dengan aparat keamanan Belanda dalam memerangi kolonialisme Belanda dan pada akhirnya ia dipenjarakan di Jayapura karena memengaruhi Batalyon Papua untuk memberontak.

Semasa menjalani masa tahanan di Serui, Silas berkenalan dengan Dr. Sam Ratulangi, Gubernur Sulawesi yang diasingkan oleh Belanda ke tempat tersebut. Perkenalannya tersebut semakin menambah keyakinan ia bahwa Papua harus bebas dan bergabung dengan Republik Indonesia. Akhirnya, ia mendirikan Partai Kemerdekaan Indonesia Irian (PKII). Akibatnya, ia kembali ditangkap oleh Belanda dan dipenjarakan di Biak. Namun, ia kemudian melarikan diri menuju Yogyakarta.

Pada bulan Oktober 1949, ia mendirikan Badan Perjuangan Irian di Yogyakarta dalam rangka membantu pemerintah Republik Indonesia untuk memasukkan wilayah Irian Barat ke dalam wilayah RI

Latar belakang
Di Yogyakarta, Silas Papare membentuk Badan Perjuangan Irian yang berusaha keras untuk memasukkan wilayah Irian Jaya ke dalam negara Indonesia. Silas Papare kemudian ditunjuk menjadi salah seorang delegasi Indonesia dalam Perjanjian New York pada tanggal 15 Agustus 1962 yang mengakhiri perseteruan antara Indonesia dan Belanda perihal Irian Barat. Perjanjian itu ditindaklanjuti dengan Penentuan Pendapat Rakyat (PEPERA) pada tahun 1969 di mana rakyat Irian Barat memilih bergabung dengan NKRI. Silas Papare wafat dan dimakamkan di Serui pada tanggal 7 Maret 1978.

Atas jasa-jasanya Silas Papare  dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berdasarkan Keppres No. 077/TK/1993, Tgl. 14 September 1993.

Salah satu kapal perang milik TNI AL mendapat kehormatan menggunakan nama KRI Silas Papare yaitu sebuah korvet kelas Parchim.

Sumber : http://e-biodata.net

No comments:

Post a Comment