Monday, 6 June 2016

Mengenang Si Mulut Besar, Petinju Besar Muhammad Ali

Muhammad Ali  telah berpulang . Petinju legendaris yang sering dijuluki si “ Mulut Besar” meninggal di Arizona, Amerika Serikat, pada Jumat (3/6) waktu setempat pada usia 74 tahun. Dikabarkan Ali meninggal karena komplikasi penyakit Parkinson yang sudah dideritanya selama 32 tahun. Banyak beranggapan bahwa penyakit itu timbul karena banyaknya pukulan keras di bagian kepala yang diterima Ali saat masih aktif di ring tinju. 

Ali menikah 3 kali. Istri pertamanya adalah Sonji Roi yang dinikahinya 14 Agustus 1964. Mereka bercerai pada 10 Januari 1966. Sedangkan istri keduanya Belinda Boyd (menjadi Khalilah Ali setelah menikah), menikah pada 17 August 1967. Mereka memiliki 3 anak, Jamilah dan Rasheda (putri kembar) dan Muhammad Ali, Jr. Ali dan Belinda akhirnya bercerai karena Belinda mendapati Ali berselingkuh dengan Veronica Porche Anderson. Ali dan Belinda bercerai tahun 1977. Pada tahun yang sama Ali menikahi Veronica Porche Anderson dan dikaruniai dua orang puteri, Hanna dan Laila Ali.

Kini petinju besar itu sudah tiada. Tapi kisah hidup dan perjuangannya  dalam menapaki kesukseksan dan melawan penyakitnya, pasti sangat menginsipirasi banyak orang. 

***

Muhammad Ali terlahir dengan nama Cassius Marcellus Clay, Jr. pada 17 Januari, 1942. Ali kecil dilahirkan di Louisville, Kentucky, Amerika Serikat. Ia adalah anak dari pasangan Cassius Marcellus Clay, Sr. dan Odessa Grady Clay.

Ali tidak pernah menyangka kehilangan sepeda BMX di saat umurnya 12 tahun menjadi titik awal dia terjun ke dunia tinju. Dia pun melaporkan kejadian tersebut ke polisi. Polisi tersebut, Joe Martin, menyarankan Ali untuk berlatih tinju supaya bisa menghajar pencuri sepedanya. Ali cukup antusias dan mulai berlatih di bawah arahan Joe Martin. Ia pun memulai debutnya tahun 1954 dalam sebuah pertandingan amatir.

"Dia berhasil karena dia memiliki tekad yang lebih tinggi dibandingkan sebagian besar anak lain," kata Martin. "Dia merupakan pekerja paling keras dibanding anak-anak lain yang pernah saya latih."

Selama lima tahun, karir amatirnya berkembang dan dia menang di berbagai kejuaraan Golden Gloves Tournament of Champions pada 1959.

Pada tahun 5 September 1960, Ali mewakili Amerika Serikat untuk Olimpiade di Roma. Ia pun meraih medali emas untuk kelas berat ringan. Di final ia mengalahkan petinju Polandia, Zbigniew Pietrzykowski.

Karir profesional Ali dimulai pada 29 Oktober 1960. Ia menangka angka enam ronde atas Tunney Hunsaker, seorang kepala polisi dari West Virginia.

Karir tinju Ali semakin cemerlang setelah dia bertemu dan dilatih oleh Angelo Dundee. Kemenangan demi kemenangan pun diraihnya. Pada 25 Pebruari 1964, Ali menjadi juara dunia kelas berat. Ia menang TKO atas Sonny Liston pada ronde ke 7 dari 15 ronde yang direncanakan. Sonny mengundurkan diri karena cedera yang dialaminya. 

Sonny dan Ali melakukan tanding ulang. Sonny rubuh akibat pukulan Ali. Pukulan itu disebut juga phantom punch (pukulan hantu).

Menurut ayahnya, Ali sudah masuk muslim, pada tanggal 7 Februari 1964 atau 18 hari sebelum pertemuan pertama dengan Sonny Liston. Artikel di Miami Herald mengutip ucapan ayah Clay, Cassius Clay Sr.: "Anak saya bergabung dengan Black Muslims." Ali pun tidak mau menggunakan nama lahirnya lagi yang dianggapnya sebagai nama budak.

Pada saat terjadi perang Vietnam, dia menolak program wajib militer. Ia pun terpaksa diskors oleh Komisi Tinju dan gelar juara dunianya dibatalkan. Ia pun dikenakan sanksi larangan bertinju selama 3 tahun. Selain itu ia divonis 5 tahun bui dan denda US$ 10.000. Tetapi baru menjalani hukuman tiga tahun, muncul penolakan dari warga AS terhadap perang Vietnam. Ali pun mendapat penangguhan penahanan dan kembali ke ring pada tahun 1970.

tetapi setelah tiga tahun muncul penolakan dari warga AS terhadap perang Vietnam. Kemudian Ali mendapatkan penangguhan hukuman dan kembali ke ring pada 1970 dengan menang atas Jerry Quarry.
Kekalahan pertama Ali diterimanya saat berhadapan dengan Joe Frazier pada 8 Maret 1971. Ali menderita kalah angka dan harus menyerahkan gelar juaranya. Partai ulangan keduanya terjadi pada 28 Januari 1974 dan dimenangkan Ali, tapi tanpa gelar karena sebelumnya Frazier dikalahkan oleh George Foreman. Pertemuan ketiga mereka diadakan di Manila tanggal 1 Oketober 1975.

Pada 30 Oktober 1974, Ali merebut kembali gelar juaranya. Ia mengkandaskan George Foreman di Kinsasha, Zaire pada ronde ke 8. Pertandingan ini disebut juga Rumble in the Jungle. 

Ali menjadi petinju pertama merebut gelar juara dunia kelas berat sebanyak tiga kali setelah mengalahkan Leon Spinks dengan angka 15 ronde di New Orleans tanggal 15 September 1978.

Ali menyatakan pensiun dari ring tinju tanggal 6 September 1979. Tapi tanggal 2 Oktober 1980, ia membatalkan niatnya dan naik ring kembali melawan Larry Holmes. Ali pun menyerah di ronde ke 11. Ali benar-benar pensiun setelah laga terakhir melawan Trevor Berbick di Bahama tanggal 11 desember 1981. (dari berbagai sumber)






No comments:

Post a Comment