BIODATA
Nama :
Sutoyo Siswomiharjo
Lahir :
Kebumen, 23 Agustus 1922
Gugur :
Lubang Buaya, Jakarta, 1 Oktober 1965
Agama :
Islam
Pendidikan:
- HIS di
Semarang
- AMS tahun
1942 di Semarang
- Balai
Pendidikan Pegawai Negeri di Jakarta.
Karir:
- Pegawai
Menengah/III di Kabupaten Purworejo
- Kepala
Organisasi Resimen II PT (Polisi Tentara) Purworejo dengan pangkat Kapten
(1946)
- Kepala
Staf CPMD Yogyakarta (1948-1949)
- Komandan
Batalyon I CPM (1950)
- Danyon V CPM
(1951)
- Kepala
Staf MBPM (1954)
- Pamen
diperbantukan SUAD I dengan pangkat Letkol (1955-1956)
- Asisten
ATMIL di London (1956)
- Pendidikan
Kursus “C” Seskoad (1960)
- 1961 naik
pangkat menjadi Kolonel dan menjabat sebagai IRKEHAD dan tahun 1964 naik
pangkat
menjadi Brigjen
Tanda
Penghormatan : Pahlawan Revolusi
BIOGRAFI
Sutoyo
Siswomiharjo dilahirkan pada tanggal 28 Agustus 1922 di Kebumen. Mulai pendidikannya
dari HIS, di AMS tahun 1942 di Semarang, lalu melanjutkan pendidikannya di Balai
Pendidikan Pegawai Negeri di Jakarta. Pemuda
Sutoyo sebelum mulai karirnya selaku seorang prajurit, bertugas di Kabupaten Purworejo,
sebagai Pegawai Menengah/III.
Tugas
sebagai seorang Militer dimulai saat perjuangan kemerdekaan tahun 1945. Pada tahun 1946
menjabat sebagai Kepala Organisasi Resimen II PT (Polisi Tentara) Purworejo dengan
pangkat Kapten dan di tahun 1948 menjadi Kepala Staf CPMD Yogyakarta hingga
tahun 1949. Pada
tahun 1950 Mayor Sutoyo menjabat sebagai Komandan Batalyon I CPM dan tahun 1951 Danyon
V CPM. Sedang pada tahun 1954 menjabat sebagai Kepala Staf MBPM hingga akhir tahun
1954.
Mulai tahun 1955 sebagai Pamen diperbantukan SUAD I dengan pangkat Letkol
hingga tahun 1956. Sejak tahun ini diangkat menjadi Asisten ATMIL di London. Setelah
kembali di tanah air dan selesai mengikuti pendidikan Kursus "C"
Seskoad tahun 1960. Pada
tahun 1961 naik pangkat menjadi Kolonel dan menjabat sebagai IRKEHAD. Pada tahun 1964
dinaikan pangkatnya menjadi Brigjen.
Menjelang
pemberontakan G 30 S/PKI yang ternyata menculik dan membunuh beliau, Pak Toyo
mengalami beberapa hal yang dirasakan kurang enak seperti udara yang panas walaupun
ruang sudah ber-AC, dan bahkan memerintahkan untuk membuat rencana peringatan Hari ABRI 5
Oktober 1965 secara cermat kepada Ajudannya.
Terbukti bahwa semua firasat yang dialami
Brigjen TNI Sutoyo ini ada artinya yaitu tanggal 1 Oktober jam 04.00 Brigjen
TNI Sutoyo
diculik dan dibunuh oleh gerombolan G 30 S/PKI.
Adapun
gerombolan yang bertugas menculik Brigjen TNI Sutoyo Siswomiharjo dipimpin oleh Serma
Surono dari Men Cakrabirawa dengan kekuatan 1 (satu) peleton. Dengan todongan bayonet,
mereka menanyakan kepada pembantu rumah untuk menyerahkan kunci pintu yang menuju kamar
tengah. Setelah pintu dibuka oleh Brigjen TNI Sutoyo, maka pratu Suyadi dan Praka
Sumardi masuk ke dalam rumah, mereka mengatakan bahwa Brigjen TNI Sutoyo
dipanggil oleh
Presiden. Kedua orang itu membawa Brigjen TNI Sutoyo ke luar rumah sampai pintu pekarangan
diserahkan pada Serda Sudibyo. Dengan diapit oleh Serda Sudibyo dan Pratu Sumardi,
Brigjen TNI Sutoyo berjalan keluar pekarangan meninggalkan tempat untuk
selanjutnya dibawa
menuju Lubang Buaya, gugur dianiaya di luar batas-batas kemanusiaan oleh
gerombolan
G 30 S/PKI.
No comments:
Post a Comment