Monday, 30 May 2016

Sukardjo Wiryopranoto - Sang Diplomat


Sukardjo Wiryopranoto lahir di Kesugihan, Cilacap, pada tanggal 5 Juni 1903. Ia merupakan anak keenam dari tujuh orang bersaudara. Bapaknya, Wiryodiharjo adalah pegawai di perusahaan Jawatan Kereta Api pada zaman Hindia Belanda.

Pada tahun 1917 Sukardjo lulus dari ELS (Europeesche Lagere School). Sekolah ini menggunakan Bahasa Belanda sebagai bahasa pengantar. Sesudah itu ia melanjutkan pendidikan di sekolah Hukum (Rechts School) di Jakarta. Lima tahun kemudian ia sudah lulus sekolah hukum dan mulai bekerja sebagai pegawai di pengadilan negeri dan berpindah-pindah dari satu kota ke kota lain.

Sukardjo menikah pada usia 22 tahun. Ia menikahi wanita yang bernama Siti Katijah, seorang saudara sepupunya. Mereka memilik seorang putera bernama Priono. Tapi akhirnya Sukardjo bercerai dengan istrinya dan menikah untuk kedua kalinya dengan Umaryani.

Pada tahun 1929 ia berhenti dari pegawai negeri dan akhirnya mendirikan kantor pengacara di kota Malang yang diberi nama ”Wisynu ”. Tujuannya sangat mulia, yaitu untuk menegakkan kebenaran dan melindungi rakyat yang lemah. Ia juga aktif di dunia organisasi dengan menjadi anggota Budi Utomo (BU), yang kemudian menjadi Ketua Cabang Malang.

Pada tahun 1931 Sukardjo menjadi anggota Volksraad (Dewan Rakyat dan bersama dr. Sutomo, ia mendirikan Persatuan Bangsa Indonesia (PBI). PBI bertujuan mencapai kebahagiaan yang sempurna bagi tanah air dan rakyat Indonesia atas dasar nasionalisme Indonesia.

Pada akhir tahun 1935, PBI menjelma menjadi Partai Indonesia Raya (parindra) dengan dr. Sutomo sebagai ketuanya. Sukardjo pun ikut menjadi anggota Parindra. Sebagai anggota Parindra, ia sering berkunjung ke daerah-daerah, antara lain ke beberapa kota di Sumatera.

Pada masa pendudukan Jepang, partai-partai dilarang. Akhirnya Sukardjo pun menjadi wartawan dan memimpin surat kabar Asia Raya.  Ia juga turut membina majalah Mimbar Indonesia, setelah Indonesia merdeka.

Kegiatan politik kembali digeluti Sukardjo Wiryopranoto sesudah Proklamasi Kemerdekaan. Ia menjadi juru bicara Negara dalam Kabinet Syahrir.  Setelah terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia, beberapa posisi penting diduki oleh Sukardjo.Menjadi menjadi Duta Besar RI di Vatikan merangkap Duta Besar Luar Biasa RI dan Berkuasa Penuh pada Pemerintah Italia. Sukardjo juga pernah menjabat kepala Direktorat Asia-Pasifik pada Departemen Luar Negeri dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI pada Pemerintah Republik Rakyat Cina, merangkap kepala perwakilan Diplomatik pada Pemerintah Rakyat Mongolia.

Pada tahun 1960, Sukardjo menduduki posisi sebagai wakil tetap RI di PBB. Disini Sukardjo berusaha mempengaruhi negara-negara lain untuk membantu Indonesia membebaskan Irian Barat dari tangan Belanda.

Sukardjo Wiryopranoto meninggal pada tanggal 23 Oktober 1962 di New York.. Jenazahnya dibawa ke Tanah Air dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Atas jasa-jasanya kepada negara, Pemerintah RI melalui SK Presiden No. 342/Th.1962 tertanggal 29 Oktober 1962 menganugerahi gelar Tokoh Nasional/Pahlawan Kemerdekaan Nasional kepada Sukardjo Wiryopranoto.

Dari Berbagai Sumber

No comments:

Post a Comment