Rini Mariani Soemarno dipercaya Jokowi sebagai Menteri
Badan Usaha Milik Negara di Kabinet Kerja. Sebelumnya Rini diserahi
tugas sebagai Kepala Staf Tim Transisi untuk mempercepat implementasi program
“Nawa Cita”, sesuai janji kampanye Jokowi. Posisi menteri bukanlah hal baru
bagi Rini Soemarmo. Periode 2001-2004, Megawati menunjuknya sebagai Menteri
Perindustrian dan Perdagangan.
F
Rini Soemarmo lahir di Maryland, Amerika Serikat pada
9 Juni 1958. Masa kecil Rini harus hidup berpindah-pindah karena tugas ayahnya.
Ayahnya, Soemarmo adalah Menteri Keuangan Kabinet Kerja III periode
1960-1962 dan Gubernur Bank Indonesia tahun 1962-1963.
Rini merupakan lulusan Fakultas Ekonomi, Wellesly
College Massachusetts, USA. Ia menyeselesaikan pendidikannya pada tahun 1981.
Setelah sempat magang di Departemen Keuangan Amerika Serikat, pada tahun 1982
Rini memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan bekerja di Citibank, Jakarta.
Karir dari mantan istri Didik Soewandi, terbilang cukup melesat. Pada tahun 1988-1989 ia sudah menduduki posisi Vice
President Citibank N.A, Jakarta. Pada tahun 1989 Rini memutuskan bergabung
dengan PT Astra International, Jakarta. Di perusahaan ini Rini kembali
menunjukkan kualitasnya dan terpilih menjadi Direktur Utama PT Astra
International, Jakarta pada tahun 1998 hingga tahun 2000.
Sebelum menduduki posisi Direktur Utama PT. Astra
International, Rini sempat masuk ke lingkungan birokrasi. Pada awal 1998, Fuad
Bawazier yang saat itu menjabat sebagai Menteri Keuangan menunjuk Rini sebagai
asisten bidang Hubungan Ekonomi Keuangan Internasional. Pada April 1998 Rini
juga terpilih menjadi Wakil Kepala Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN).
Rini menduduki posisi ini hanya dalam hitungan bulan dan memutuskan kembali
berkarya di PT. Astra International.
Rini harus merelakan posisi Presiden Direktur Internasional
kepada Theodore Permadi Rachmat berdasarkan hasil Rapat Umum Pemegang Saham
Luar Biasa 8 Februari 2000. Lepas dari Astra Rini sempat berkarir di PT
Agrakom - Bidang Bisnis Internet, Jakarta (2000) sebagai komisaris, PT Semesta
Citra Motorindo (2000-2001) sebagai Presiden Direktur.
Periode 2001-2004, Rini kembali masuk ke lingkungan
birokrasi setelah Presiden RI kelima Megawati mengangkatnya sebagai sebagai Menteri
Perindustrian dan Perdagangan.
Setelah tidak menjabat lagi sebagai menteri, Rini
kembali menapaki karir di swasta. Ia menduduki posisi sebagai Presiden Direktur
PT Kanzen Motor Indonesia pada tahun 2005.
Pada tahun 2013, Rini pernah diperiksa oleh Komisi
Pemberantasan terkait terkait penyelidikan atas surat keterangan lunas (SKL)
yang diterbitkan Badan Penyehatan Perbankan (BPPN). Ia diperiksa karena
kapasitasnya sebagai anggota dari Komite
Stabilitas Sektor Keuangan (KSSK).
Sebelum mengangkat
menteri-menterinya, Jokowi menyerahkan nama-nama ke KPK dan salah satunya ada
nama Rini Soemarmo. Walaupun menurut beberapa sumber, Rini Soemarmo mendapat
rapor merah dari KPK tapi Jokowi tetap memercayakan posisi Menteri
Badan Usaha Milik Negara kepadanya. (dari berbagai sumber)
No comments:
Post a Comment